2 Siswa Keracunan MBG di Kota Bogor Masih Dirawat di Rumah Sakit

Siswa Keracunan MBG Kota Bogor kembali menjadi perhatian publik setelah 50 siswa SD dan SMK diduga mengalami keracunan usai menyantap menu makan bergizi gratis (MBG). Dari total tersebut, lima siswa sempat dilarikan ke rumah sakit, dan dua di antaranya hingga kini masih menjalani perawatan intensif.

Kronologi Keracunan MBG di Kota Bogor

Peristiwa keracunan ini terjadi pada Jumat (14/11/2025). Setelah mendapatkan penanganan awal di Puskesmas, sebanyak lima siswa dirujuk ke fasilitas kesehatan lanjutan.

“Setelah ditangani di Puskesmas, dirujuk RS lima orang. Satu orang di RS UMMI dan empat orang di RS Melania,” kata Dedie kepada media, Sabtu (15/11/2025).

Saat ini, tiga siswa dinyatakan sudah membaik dan diperbolehkan pulang. Namun, dua siswa lainnya masih dirawat—masing-masing di RS UMMI dan RS Melania.

Gejala Muncul Cepat, Hanya 10–30 Menit

Para siswa mengalami gejala keracunan yang beragam. Mulai dari keluhan ringan hingga yang cukup serius. Gejala tersebut meliputi:

  • Mual dan muntah
  • Diare
  • BAB berdarah dan berlendir
  • Demam dan pusing
  • Menggigil
  • Berkeringat berlebihan
  • Nyeri perut hebat

Dedie menyebut bahwa gejala mulai muncul sangat cepat, yakni hanya 10 hingga 30 menit setelah makanan dikonsumsi.

Dapur SPPG Belum Bersertifikat

Pemkot Bogor menyatakan keprihatinan atas insiden ini. Dedie menjelaskan bahwa makanan MBG tersebut berasal dari SPPG (Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi) yang ternyata belum memiliki Sertifikat Laik Higiene Sanitasi (SLHS) dari Dinas Kesehatan.

“Saya prihatin. Mudah-mudahan tidak terjadi lagi manakala semua SPPG telah mengantongi SLHS dari Dinkes,” ujarnya.

Ia menambahkan bahwa SPPG yang terlibat dalam kasus ini merupakan penyedia baru yang bahkan baru akan mengikuti pelatihan pada hari berikutnya.

Dinkes Lakukan Pengujian Sampel Makanan

Untuk memastikan penyebab pasti keracunan, Dinas Kesehatan Kota Bogor telah mengambil sampel makanan MBG untuk dilakukan pengujian laboratorium.

“Jangan sampai hanya gara-gara kecerobohan kemudian terjadi anak-anak sakit. Tetapi sejauh ini, laporan sudah ditangani oleh Dinkes dan Puskesmas. Semoga tidak bertambah,” kata Dedie menegaskan.

Pemkot berharap seluruh penyedia layanan gizi mematuhi standar higienitas agar kasus serupa tidak kembali terjadi di masa mendatang.

Kesimpulan

Kasus keracunan MBG di Kota Bogor ini kembali mengingatkan pentingnya higiene, sanitasi, dan sertifikasi dapur penyedia makanan anak sekolah. Dengan dua siswa yang masih dirawat, pemerintah terus menindaklanjuti penyebab kejadian serta memastikan keamanan makanan bagi para pelajar.

By tzmbp

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *