7 Fakta Kakak Paksa Adik Nyabu di Malang, Motifnya Bikin Geleng Kepala

Kakak Paksa Adik Nyabu di Malang menjadi kasus kriminal yang membuat publik sangat geram. Seorang kakak dan suaminya memaksa adik kandungnya yang masih berusia 17 tahun menggunakan sabu. Motifnya pun membuat siapa saja tidak habis pikir.

Berikut rangkuman tujuh fakta lengkap mengenai kasus tersebut:

1. Berawal dari Korban Tak Kunjung Pulang

Kasus terbongkar setelah orang tua korban melapor ke polisi. Sang anak dijemput kakaknya namun tidak juga pulang hingga menimbulkan kecurigaan keluarga.

2. Pelaku Kakak dan Suaminya Sendiri

Pelaku adalah HL alias Koko (28) dan istrinya DA (30), warga Lawang, Malang. Mereka membawa korban dengan alasan jalan-jalan, namun justru memaksanya memakai narkoba di rumah pelaku.

3. Korban Dipaksa Disuntik hingga Alami Pendarahan

Korban menolak keras, namun pelaku tetap menyuntikkan sabu ke tangan korban. Penolakan ini menyebabkan pendarahan akibat tusukan jarum suntik.

4. Pelaku Kembali Memesan Sabu dari Temannya

Sabu pertama tidak sepenuhnya masuk, sehingga pelaku memesan sabu lagi dari rekannya, lalu memaksa korban mengisapnya menggunakan alat hisap dari botol kaca.

5. Hasil Tes Urine Korban Positif Narkoba

Pemeriksaan polisi menunjukkan urine korban mengandung zat amphetamine dan methamphetamine. Dua pelaku juga dinyatakan positif narkoba.

6. Motif karena Dendam pada Orang Tua

DA mengaku sakit hati pada orang tuanya. Ia ingin melampiaskan dendam dengan cara membuat adiknya merasakan penderitaan yang sama.

7. Pelaku Terancam Hukuman Berat

Polisi menegaskan ketiga pelaku akan dikenakan pasal perlindungan anak dan narkotika. Ancaman hukuman maksimal hingga seumur hidup menanti mereka.

Perlindungan Anak Harus Menjadi Prioritas

Kasus ini menjadi pengingat bahwa anak di bawah umur membutuhkan perlindungan penuh. Keluarga seharusnya menjadi tempat paling aman, bukan justru menjadi pelaku tindak kriminal.

Polres Malang berkomitmen mengusut kasus ini hingga tuntas dan memberi efek jera bagi semua pihak yang terlibat dalam penyalahgunaan narkoba pada anak.