Djerba: Warisan Budaya di Tunisia yang Terancam, Termasuk Ulah Turis
Djerba, Tunisia – Pulau Djerba di selatan Laut Mediterania menyimpan sejarah panjang sebagai pertemuan berbagai peradaban besar dunia: mulai dari Fenisia, Romawi, Bizantium, hingga Arab. Kini, pulau yang pernah menjadi pusat kejayaan itu tengah menghadapi ancaman serius terhadap kelestarian warisan budayanya.
Pusat Pariwisata dan Sejarah yang Rapuh
Djerba memiliki kekayaan budaya berupa masjid bawah tanah Sedouikech, Gereja St. Joseph, dan Sinagoga El Ghriba. Sayangnya, ledakan pariwisata sejak tahun 1990-an menyebabkan perubahan signifikan pada lanskap lokal. Hotel-hotel menggantikan rumah tradisional seperti houmas, menzel, dan houch yang dahulu menjadi ciri khas kawasan ini.
Menurut The Conversation, pada masa keemasannya, Djerba menarik lebih dari 1,5 juta wisatawan setiap tahun. Namun, tingginya aktivitas ini membawa konsekuensi: kekurangan air, limbah menumpuk, serta meningkatnya sampah dari sektor perhotelan yang menyumbang hingga 40% limbah pulau.
Ancaman Perubahan Iklim dan Kelalaian Manusia
Setelah Revolusi Tunisia 2011, lemahnya pengawasan dan kurangnya pendanaan membuka ruang bagi vandalisme, pembangunan ilegal, serta penghancuran situs arkeologi. Selain itu, perubahan iklim mengakibatkan penurunan curah hujan, kekeringan, dan abrasi pantai yang makin parah. Data menunjukkan bahwa 14% pantai Djerba kini berada dalam kondisi sangat kritis.
Beberapa situs seperti reruntuhan Sidi Garous bahkan telah tenggelam. Studi dari Institut Warisan Nasional Tunisia menyebut sejumlah situs arkeologi telah hilang secara permanen akibat gelombang laut.
Gerakan Pelestarian dan Harapan dari UNESCO
Masyarakat lokal tidak tinggal diam. Organisasi seperti Asosiasi untuk Perlindungan Pulau Djerba aktif dalam mengedukasi dan melestarikan bangunan tradisional, seperti tangki air kuno. Namun, mereka menyatakan bahwa upaya akar rumput saja tak cukup.
“Upaya dari akar rumput saja tidak cukup untuk menghentikan warisan budaya Djerba dari kemerosotan pada tingkat yang terjadi saat ini,” demikian kutipan laporan mereka.
Harapan muncul pada September 2023, saat UNESCO menetapkan Djerba sebagai situs warisan dunia. Kementerian Kebudayaan Tunisia menyambut baik status ini yang dianggap sebagai hasil perjuangan panjang masyarakat dan pemerintah.
Langkah Pemerintah Tunisia: Masih Panjang
Pemerintah Tunisia mulai membentuk satuan tugas pelestarian, menetapkan zona perlindungan, dan merancang proyek konservasi. Meski begitu, banyak pekerjaan rumah yang masih harus diselesaikan: regulasi ketat, pendanaan berkelanjutan, dan pengawasan pembangunan yang transparan.
Tanpa langkah konkret dan konsisten, Djerba terancam kehilangan identitas budayanya yang unik, dan dunia kehilangan satu lagi warisan peradaban yang tak tergantikan.