Megahnya Rumah Gajah Mungkur Gresik yang Berusia Lebih dari Seabad
Sejarah Pembangunan Rumah Gajah Mungkur
Rumah Gajah Mungkur dibangun oleh Hadji Djaelan bin Oemar pada tahun 1896 dan baru ditempati pada 1901. Terletak di Jalan Nyai Ageng Arem-arem No. 38, Kecamatan Gresik, rumah ini masih terjaga keasliannya hingga kini.
Keunikan Arsitektur
- Terdiri dari dua bangunan: rumah utama dan rumah singgah tamu.
- Rumah utama memiliki dua lantai dan pos penjagaan untuk memantau kapal di pelabuhan.
- Bangunan memadukan gaya Belanda, Tiongkok, dan Timur Tengah.
- Sembilan kamar tersedia, dengan lantai atas difungsikan untuk sarang walet.
Keaslian dan Koleksi Barang Antik
Keaslian rumah ini masih terjaga. Sejumlah barang peninggalan masih berfungsi hingga kini, seperti:
- Kaca jendela asli buatan Belanda dengan ukiran tangan unik.
- Lemari jati bertuliskan nama Hadji Djaelan Bin Oemar Soerabaya.
- Jam antik dengan mekanisme tarikan manual.
- Perabot kayu, kursi, cermin, dan pintu yang berusia lebih dari seabad.
Barang-barang tersebut dibawa langsung oleh Hadji Djaelan dari luar negeri saat melakukan perjalanan dagang.
Asal Usul Nama Rumah Gajah Mungkur
Nama “Gajah Mungkur” berasal dari patung gajah di depan rumah yang posisinya membelakangi jalan. Selain itu, nama tersebut mengandung filosofi mendalam: kekuatan besar dari pengetahuan mampu membelakangi nafsu jahat, keserakahan, dan hal buruk lainnya.
Hadji Djaelan: Saudagar Besar Jawa
Hadji Djaelan dikenal sebagai saudagar besar yang berperan penting dalam perdagangan Jawa. Usahanya meliputi:
- Penyamakan kulit hewan kuda, sapi, dan kambing.
- Usaha batik tradisional.
- Bisnis sarang burung walet.
- Perusahaan rokok dengan bahan baku tempaos dan sisik penyu.
Perjalanan dagangnya hingga ke Belanda, Tiongkok, dan Timur Tengah turut memengaruhi desain arsitektur Rumah Gajah Mungkur.
Warisan Sejarah yang Hidup
Hingga kini, Rumah Gajah Mungkur tetap berdiri kokoh sebagai bukti nyata kejayaan perdagangan Jawa di masa lampau. Rumah ini bukan sekadar bangunan, melainkan warisan budaya yang menyimpan jejak sejarah perjuangan, nilai filosofi, serta identitas masyarakat Gresik.
“Ini semua menyimpan sejarah perjuangan buyut saya dalam perdagangan di Tanah Jawa. Baik rumah maupun perabotannya, semua adalah bukti nyata warisan leluhur,” ujar Akhmad Choiri, salah satu keturunan Hadji Djaelan.

