Motif Pembakaran 213 Hektare Lahan di Riau: Untuk Replanting Sawit

PekanbaruProvinsi Riau kembali dilanda bencana kebakaran hutan dan lahan (karhutla) yang masif. Hingga saat ini, tercatat lebih dari 213 hektare lahan terbakar. Investigasi Polda Riau mengungkap bahwa kebakaran ini dilakukan secara sengaja untuk pembukaan dan replanting lahan sawit.

Caption: Petugas melakukan pemadaman titik api karhutla di Riau. (Foto: BNPB)

Karhutla Serentak di Beberapa Wilayah

Kapolda Riau Irjen Pol Herry Heryawan menjelaskan bahwa kebakaran terjadi serentak dalam seminggu terakhir di sejumlah wilayah, seperti Rokan Hilir, Dumai, dan Rokan Hulu. Ia menduga kuat bahwa peristiwa ini bukan kebetulan.

“Tiba-tiba kok ada karhutla di mana-mana, terutama di perbatasan kita dengan Malaysia,” ungkap Irjen Herry di Balai Serindit, Kantor Gubernur Riau, Selasa (22/7/2025).

Langkah Cepat Pemerintah dan Penegakan Hukum

Pemerintah Provinsi Riau bersama BPBD, BNPB, dan aparat TNI-Polri segera turun tangan memadamkan api. Selain itu, proses penyelidikan intensif dilakukan untuk melacak pelaku pembakaran.

“Langkah pertama tentu pemadaman, dan langkah kedua adalah penegakan hukum. Kami terjunkan tim ke lapangan untuk investigasi,” tegas Kapolda.

Hasil Penyelidikan: Kebakaran Sengaja Dilakukan

Dari hasil penyelidikan, dipastikan kebakaran ini disengaja oleh pelaku untuk membuka lahan sawit. Setelah investigasi titik api, Polda Riau menelusuri siapa pemilik lahan dan manajemennya.

“Setelah mengecek titik api dan kepemilikan, hasilnya menunjukkan pembakaran disengaja. Saat ini, kami sudah menetapkan 29 orang sebagai tersangka dari 23 laporan polisi yang diterima,” jelas Herry.

Motif: Pembukaan dan Replanting Lahan Sawit

Menurut Kapolda, motif utama pembakaran adalah untuk membuka lahan baru atau melakukan replanting terhadap tanaman sawit tua yang berusia di atas 25 tahun.

“Modus mereka adalah tebas-tebas lalu bakar. Ini untuk replanting kebun sawit,” ucapnya.

Apresiasi dari Pemerintah Pusat

Menteri Lingkungan Hidup Hanif Faisol menyampaikan apresiasi terhadap kinerja Pemerintah Provinsi Riau, TNI, Polri, dan seluruh stakeholders atas respon cepat dan penanganan serius terhadap karhutla.

“Penghargaan luar biasa kepada jajaran Pemprov Riau dan semua pihak yang sudah bertindak cepat dan tegas. Ini membuktikan bahwa kita tidak main-main dalam mengatasi krisis lingkungan,” kata Hanif dalam konferensi pers di Pekanbaru.

Hadir dalam konferensi tersebut antara lain Gubernur Riau Abdul Wahid, Kepala BNPB Letjen TNI Suharyanto, dan jajaran Forkopimda lainnya.

Penutup: Penegakan Hukum dan Pencegahan Harus Berjalan Seiring

Kasus pembakaran hutan di Riau kembali menjadi pengingat pentingnya pengawasan dan regulasi ketat dalam pengelolaan lahan. Penegakan hukum terhadap pelaku harus diiringi dengan sosialisasi dan solusi alternatif agar karhutla tak terulang tiap tahun.

By tzmbp

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *